http://gunadarma.ac.id/
1.
Jangan sekali-kali memilih untuk membudi-dayakan suatu komoditas saat harganya sangat tinggi.
Misalkan, jangan menanam cabai ketika harganya mencapai Rp 20.000 per kg. Sebab saat itu hampir semua petani akan menanam cabai, sehingga saat panen tiba, harga cabai akan jatuh.
Pilihan membudi dayakan cabai justru harus kita lakukan saat harga komoditas ini jatuh. Pada saat itu, akan sedikit petani yang menanam cabai, sehingga ketika panen, harga cabai otomatis akan tinggi.
2. Jangan menentukan pilihan komoditas agro secara tergesa-gesa.
Misalkan, informasi yang baru kita terima langsung kita praktikan dengan semangat menggebu-gebu. Sebaiknya endapkan dulu informasi tersebut dan pelajari serta bandingkan (kumpulkan) berbagai informasi positif dan negatifnya terlebih dulu.
3. Jangan menentukan pilihan komoditas agro hanya berdasarkan informasi sumir.
Informasi sumir adalah informasi yang tidak diketahui benar-tidaknya secara akurat (belum dibuktikan sendiri). Misalkan informasi harga cacing tanah Rp 250.000 per kg.
4. Tingkat keuntungan suatu komoditas selalu berbanding lurus dengan resikonya. Semakin tinggi keuntungan suatu komoditas, otomatis semakin tinggi risiko kegagalan yang dihadapinya. Komoditas yang tingkat keuntungannya rendah, mempunyai tingkat risiko yang juga rendah. Komoditas yang harganya tinggi, belum tentu menguntungkan jika biaya budi dayanya (harga pokoknya) juga tinggi. Tidak ada satu pun komoditas yang 100% aman dari resiko.Dalam memilih komoditas agro, harus melalui info pasar.
Info pasar adalah segala macam informasi yang berasal dari para pelaku perdagangan, baik pedagang besar, pengumpul, maupun pengecer. Gunanya untuk menjaring komoditas agro yang pasarnya masih sangat kuat dan pasokan selalu lebih rendah dibandingkan permintaan.
5. Selalu berusaha mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dan menyeleksinya. Informasi komoditas agro dapat berasal dari media massa, buku, teman, pedagang, petani, peternak, pejabat pemerintah, dsb. Tetapi jangan pernah percaya 100% terhadap sebuah informasi. Pilihlah informasi mana yang rasional dan mana yang emosional. Informasi yang rasional adalah informasi yang cukup berimbang dari sisi positif dan negatifnya, serta sesuai dengan kenyataan. Informasi yang emosional adalah informasi yang cenderung melebih-lebihkan salah satu sisinya (negatif atau positifnya).
Saat ini cukup sulit untuk memilih informasi tsb benar atau salah. Karena sering terjadi informasi yang tidak benar disampaikan oleh banyak orang dan media massa, sedangkan informasi yang benar justru disampaikan oleh sedikit orang dan sedikit media massa. Sehingga diperlukan sikap kritis, dan baru percaya jika telah menerima informasi langsung dari tangan pertama, baik dari pelaku pasar maupun pelaku budi daya yang minimal tiga orang.
6. Selalu membandingkan informasi yang berasal dari sumber info teknis budi daya.
Sumber info teknis budi daya adalah sumber informasi dari kegiatan budi daya yang dilakukan oleh petani sendiri, balai penelitian, balai benih, pengusaha benih, dan dinas pertanian yang menyangkut aspek budi daya komoditas agro.
7. Petani biasanya akan mengeluh sulit memasarkan produk mereka. Namun lembaga penelitian, balai benih, terlebih lagi pengusaha, pasti akan memberikan informasi yang berlebihan menariknya. Para pengusaha dan distributor benih cenderung menunjukkan bahwa produk mereka laku, agar kita juga ikut membeli dari mereka. Dari dua informasi yang bertolak belakang, kita dapat mengambil kesimpulan yang lebih mendekati kebenaran. Selalu berhati-hati dengan semua informasi yang menyangkut komoditas dengan pasar khusus. Misalkan komoditas cacing, jangkrik, buah mengkudu, pisang abaca, mahkota dewa, dsb.
8. Tidak ada pasar bagi komoditas agro yang sudah ready stockâ siap untuk dikirimi barang dan siap
pula membayar dengan harga standar. Informasi pasar harus dicari dan untuk itu diperlukan biaya.
Seandainya sudah ada informasi alamat, maka harus dicek dengan telepon, didatangi langsung, dan
diajak negosiasi. Pasar harus dicari dan direbut.
9. Jangan melakukan investasi yang terlalu besar untuk komoditas yang baru pertama kali digeluti. Kuasai terlebih dahulu komoditas tersebut, baik teknik budi dayanya, juga pola pemasarannya.
10. Tentukan apakah mengelola sendiri atau membayar tenaga profesional untuk mengurusnya.
Sebaiknya dikombinasikan.
11. Tidak ada komoditas yang keuntungannya spektakuler. Pada umumnya komoditas-komoditas yang keuntungan dianggap spektakuler muncul karena banyak diberitakan oleh media massa. Namun umumnya sisi negatif dan resikonya tidak dipublikasikan.
Komoditas yang tidak populer cenderung bukan karena tidak menguntungkan, melainkan hanya karena faktor kurang diberitakan di media massa.
Nama : Rindy Agustin
Kelas : 1EB17
NPM : 25210987