Kamis, 15 Maret 2012

Tulisan 2 Penegak Hukum_minggu 1

Nama : Rindy Agustin
Npm  : 25210987
Kelas : 2EB21
Matkul : Aspek Hukum dalam Ekonomi #
Dosen : Christera Kuswahyu Indira
 
 
Politik kini hanyalah basa-basi, cari muka di hadapan rakyat, bergaya seolah mereka adalah pejuang nasib rakyat, padahal mereka hanya mencari duit, mencari kesenangan, mencari popularitas,mencari kedudukan, mencari pendukung agar mau memilihnya kembali di masa depan. Mereka tidak sungguh2 memperjuangkan nasib rakyat dan bangsa ini seperti yang dijanjikan pada saat kampanye, mereka hanya berjuang untuk dirinya, keluarganya, dan golongannya agar bisa melanggengkan kedudukan, kemapanan, kenyamanan yang ada sekarang. Apa hasil investigasi atau pelaksanaan hak angket century? Itu contoh besarnya? Apa hasil penyelidikan mafia pajak? Akhirnya semua mengalami antiklimaks, hasil dari paripurna hak angket itu, tidak ditindaklanjuti. Para politisi yang menjadi wakil rakyat dari daerahnya menghianati janjinya, minimal mereka melupakan semangatnya dulu yang diusung dalam kampanye untuk memperjuangkan nasib rakyat dan daerahnya. KPK malah mengalihkan tema besar itu kepada kasus-kasus lain, semua koruptor prinsipnya harus diberantas, tapi hal yang menjadi perhatian rakyat mestinya ditunjukkan kesungguhan kpd rakyat peran KPK, bukan pilih-pilih bulu atau memihak golongan penguasa. Para penegak hukum menjadi pelaku mafia hukum yang memperjualkan hukum, merekayasa berita acara, menjual vonis, lembaga hukum menjadi pasar gelap para makelar hukum, bukan menegakkan keadilan, membela kebenaran, tapi membela yang berduit, penjarapun bukan tempat yang mengerikan lagi buat narapidana yang berduit, kamar tahanan bisa disulap seperti hotel, lengkap dgn segala fasilitasnya, servis sekelas pelayanan hotel bisa diperoleh asal ada duit. Para tahanan pecandu narkoba masih bisa terus nyabu dan ngisap ganja, atau ekstasi, karena para penjaga bisa disuap, bisa diajak kongkalingkong, bahkan penjaga penjaranya jadi bandar. Dan para bandar narkoba masih beroperasi mendistribusikan narkoba dari dalam penjara, karena semua bisa diatur, bisa disuap. Sedangkan pemerintah, presiden dan para mentrinya menjadi tuli terhadap aspirasi. Protes, demo, kritik, atas kinerja pemerintah yang lamban, menyimpang, dan korupsi, mereka sibuk mencari muka, menjaga image, menjaga hubungan baik hingga melumpuhkan iklim demokratis, karena relasi itu menghindari sikap kritis, dan protes dari partai2 yang tergabung koalisi. Pemerintah ingin memgesankan pemerintahannya baik, solid, didukung oleh semua pihak. Menghapus dugaan2 negatif dari pandangan rakyat. Pemerintah saking inginnya didukung sampe harus memfasilitasi para mentri dan pejabat2nya dengan mobil mewah yang harganya selangit. Dan karena ingin mengesankan image terhormat. Meski untuk itu harus mengorbankan atau menggunakan uang rakyat. Dan rakyat? Adalah golongan yang menyaksikan segala kemewahan dan polah korup sambil menahan lapar dan sakit. Ironis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar